MENATAP TANTANGAN INTEGRASI NASIONAL
Asalamualaikum wr.wb. selamat datang di halaman ini. Khusunya siswa kelas XI SMK Darussalam Argomulyo. Pada kesempatan kali ini kita akan memabahas mengenai Menatap Tantangan Integrasi Nasional pada mata pelajaran PKN.
Menagapa kita perlu mambahas hal ini mari kita pelajari ulasan materi dibawah ini..
Asalamualaikum wr.wb. selamat datang di halaman ini. Khusunya siswa kelas XI SMK Darussalam Argomulyo. Pada kesempatan kali ini kita akan memabahas mengenai Menatap Tantangan Integrasi Nasional pada mata pelajaran PKN.
Menagapa kita perlu mambahas hal ini mari kita pelajari ulasan materi dibawah ini..
A.
Mewaspadai Ancaman terhadap Integrasi
nasional
Negara
Indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis, baik dari
aspek kewilayahan maupun aspek kehidupan sosial :
- Aspek kewilayahan :
Indonesia
diapit oleh dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua Samudra, yaitu
samudra Hindia dan Pasifik
- Aspek kehidupan kehidupan sosial :
Indonesia
diapit oleh negara berpenduduk padat (utara) dan jarang (selatan), ideologi komunisme
dan liberalisme, demokrasi rakyat dan demokrasi liberal, ekonomi sosialis
(utara) dan ekonomi kapitalis (selatan), masyarakat sosialis dan masyarakat
individualis, kebudayaan timur dan kebudayaan barat, sistem pertahanan
continental (pakta warsawa) dan sistem pertahanan maritim (NATO)
1.
Ancaman Militer
Ancaman
adalah segala sesuatu yang membahayakan kedaulatan nasional, kepribadian
bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa dan negara, serta
kehidupan demokrasi di Indonesia
Contoh
ancaman militer :
- agresi/invansi
- sabotase
- spionase
- pelanggaran wilayah oleh negara lain,
- pemberontakan bersenjata,
- gerakan separatis bersenjata,
- aksi teror bersenjata,
2.
Ancaman Non Militer
Contoh
ancaman non militer :
- ancaman di bidang ideologi : paham komunis,
zionis, liberalis
- ancaman di bidang politik : adanya
intimidasi, provokasi, blokade politik (eksternal), adanya separatisme,
pergerakan masa, aksi radikal, teroris (internal)
- ancaman di bidang ekonomi : free
fight liberalism, etatisme, monopoli
- ancaman di sosial budaya : adanya
budaya konsumtif, hedonisme, individualisme, westernisasi, KKN, narkoba
B.
Strategi Untuk Mengatasi Berbagai
Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional
Sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya
menjaga pertahanan dan keamanan negara dan seluruh rakyat serta segenap sumber
daya nasional, sarana dan prasarana nasional serta seluruh wilayah negara
sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh
Strategi
bangsa Indonesia menghadapi ancaman militer adalah
- memperkuat sishankamrata, yaitu
dengan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama (TNI dan POLRI) ,
komponen cadangan (Sumber daya manusia, alam dan buatan) dan komponen pendukung
(rakyat)
- mendayagunakan dan mengerahkan
seluruh kekuatan nasional dengan pertahanan berlapis yang diwujudkan melalui
fungsi-fungsi diplomasi dan perlawanan tanpa senjata
UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 :
Pasal 27 ayat
(3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”
Pasal 30 ayat
(1) “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara”
2.
Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non
Militer
Strategi
bangsa Indonesia menghadapi ancaman non militer, yaitu ancaman dalam bidang
ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya) adalah :
- memperkokoh 4 pilar negara :
Pancasila, UUD Negara RI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI , memperkuat rasa
nasionalisme dan patriotisme (ideologi)
- penegakkan demokrasi, kebebasan,
keterbukaan, HAM, supremasi hukum (politik)
- memperkuat sistem ekonomi kerakyatan,
memperkuat produk dan pasar domestik, memprioritaskan pertanian, tidak
tergantung pada IMF, WTO (ekonomi)
- meningkatkan iman dan taqwa warga
negara, keselarasan pundamental antara manusia – Tuhan – alam – masyarakat,
gerakan ‘aku cinta Indonesia’ (sosial budaya)
Ideologi
Pancasila tidak bisa dikatakan aman dari berbagai macam ancaman dalam pengimplementasian nilai-nilainya di
masyarakat, karena pengaruh arus globalisasi melalui media informasi dan
komunikasi antara lain ideologi liberalis, komunis dan sikap individualis,
hedonis, materialistis, konsumeristis. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi
landasan ideologi, falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa.
Integrasi
Nasional
a. Pengertian
Integrasi
nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional.
Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
b. Faktor-faktor pendorong integrasi
nasional sebagai berikut:
- Faktor sejarah yang menimbulkan rasa
senasib dan seperjuangan.
- Keinginan untuk bersatu di kalangan
bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928.
- Rasa cinta tanah air di kalangan
bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan
mengisi kemerdekaan.
- Rasa rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang
gugur di medan perjuangan.
- Kesepakatan atau konsensus nasional
dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah
Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
c. Faktor-faktor penghambat integrasi
nasional sebagai berikut:
- Masyarakat Indonesia yang heterogen
(beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing
kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
- Wilayah negara yang begitu luas,
terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
- Besarnya kemungkinan ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan
persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
- Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai
rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk
rasa.
- Adanya paham “etnosentrisme” di
antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar